Rabu, 13 Mei 2015

Manusia Dan Pandangan Hidup

PANDANGAN HIDUP DANA BERUBAH SELAMANYA


      Pengalaman mati suri Dana yang pertama terjadi pada saat beliau berumur 45 tahun pada 1995. Dana mengalami serangan jantung yang parah dan selanjutnya mendapat perawatan triple by-pass. Saat beliau sadar setelah operasi, beliau mempunyai ingatan telah berpindah ke dimensi atau tempat yang lain. Selama beberapa bulan berikutnya beliau berpikir ingatan ini berasal dari pengaruh obat-obatan namun lama kelamaan beliau yakin bahwa ini adalah sesuatu yang lain.
     Dana mengapung atau melayang ke sebuah tempat yang sungguh teramat tenang. Di atas ada langit biru, biru yang sangat biru yang pernah beliau lihat. Saat sekarang terkadang bila beliau menatap langit biru beliau akan mendapatkan perasaan tenteram. Dana melihat rerumputan yang tinggi tertiup angin yang lembut di suatu padang rumput yang berbukit. Namun beliau tidak merasakan adanya tiupan angin, bahkan tak ada suara sedikitpun. Semuanya sungguh tenang. 



     Dana tidak berjalan tapi seperti melayang di atas padang rumput tersebut dengan perlahan. Tempat ini penuh dengan kehangatan, ketenteraman dan suatu rasa penuh di hati yang tak dapat dijelaskan dan merasa menjadi satu dengan semesta.
      Saat beliau melayang di atas perbukitan dengan sangat perlahan sambil menyerap perasaan yang sungguh hangat, beliau melihat "gambar-gambar" dari anak-anaknya berkedip-kedip di ufuk. Mereka bukan "gambar diam" namun gambar dari mereka sedang memandangnya dengan perasaan cemas. Mereka ingin agar beliau pulang untuk bersama mereka kembali. Mereka membutuhkan beliau dan mereka tidak berbicara sedikitpun. Dana dapat mendengar mereka tanpa melihat bibir mereka bergerak.
      Dana tahu bahwa beliau harus membuat pilihan saat itu juga. Bila tidak maka beliau tak akan bisa kembali pulang. Bila terus, beliau akan diselimuti dengan ketenteraman dan kehangatan ini selamanya. Sangat menyenangkan untuk terus. Bila kembali, beliau harus menuju sebuah tempat yang penuh dengan kesakitan dan kepedihan. Semua akan penuh dengan penderitaan dan tanggung jawab. Sakitnya emosi, dan beratnya beban hidup. Dana memilih kembali karena anak-anak saya lebih membutuhkan beliau dalam mengarahkan masa depan mereka. Masa depan mereka bergantung pada keberadaan beliau di sana. Ini belum saatnya. Anak-anak beliau masih bellum siap untuk melangkah sendiri. Seketika itu juga beliau kembali. Beliau tidak melihat cahaya terang atau malaikat atau merasakan adanya figur spiritual.
      PENGALAMAN MATI SURI DANA YANG KEDUA terjadi pada tahun 1997. Beliau mengalami kecelakan mobil yang parah dan mendapat banyak luka berat yang serius. Ketika beliau terjebak di dalam mobil, beliau tidak merasakan sakit apapun meskipun tulang selangka beliau patah di dua tempat, tulang duduk retak, tulang rusuk patah dan menembus paru-paru, tengkorak retak dan banyak sayatan di muka dan sebagian kuping beliau robek.
      Beliau mendapat banyak kilas balik atas kecelakaan itu selama beberapa bulan kemudian, tatapi beliau memeiliki kenangan yang utuh dan positif atas pengalaman mati suri ketika beliau telah cukup sadar untuk berbicara dan dapat terus jaga tanpa sering pingsan beberapa hari setelah kejadian.
     Beliau ceritakan pengalamannya kepada putranya dan kemudian kepada orang lain ketika beliau telah merasa lebih enak untuk membicarakannya. Beliau juga kemudian mencoba mengevaluasi apakah ini pengaruh dari obat-obatan atau hanya sinyal dari otak ketika tubuh kita berhenti berfungsi.
      Beliau kembali melihat sebuah tempat yang penuh dengan kehangatan, cinta, dan persahabatan. Tampaknya seperti terowongan tapi bentuknya tidak bundar, mirip seperti terowongan jalan kaki yang biasa menghubungkan dua gedung atau pusat perbelanjaan. Seperti jembatan penyeberang jalan. Tidak sempit tapi lebar. Beliau berjalan melaluinya, atau beliau merasa berjalan tapi beliau tak merasa menggerakkan kakinya. Kedua sisi terowongan tidak begitu terang, tapi juga tidak begitu gelap.
      Ketika tiba di ujung terowongan, beliau melihat banyak orang. Mereka hanya kelihatan dari pinggang ke atas namun sama sekali tidak menakutkan. Semuanya tersenyum dan tampak senang.
      Beliau melihat wajah-wajah yang dikenal. Beliau melihat dua kakek saya dan ayah saya. Sangat gelap di belakang tubuh mereka dan beliau merasa banyak lagi orang lain di belakang mereka.
      Seseorang menjabat tanagn beliau sebagai penyambutan. Sepertinya ayah beliau. Dia meninggal karena penyakit Alzheimer dan tampak tidak keruan ketika meninggal. Namun sekarang ia tampak tegap dan sehat dan beliau juga baru menyadari betapa pendeknya dia. Semua orang ini sangat gembira menyambut beliau.
      Saat itu beliau merasakan keinginan untuk kembali ke kehidupan dunia. Sama sekali bukan perasaan mengerikan tapi hanya suatu titik dimana saatnya bagi saya untuk mengambil keputusan. Namun beliau merasa bahwa bukan beliau yang memutuskan untuk kembali. Perasaan beliau ada orang lain yang menentukannya untuk beliau.
      Tangan beliau masih menjabat (tidak menggoyang lagi) tangan orang yang pertama menjabat beliau. Tangannya terasa sangat hangat dan melegakan. Tangan beliau perlahan dan dengan lembut melepasnya saat beliau melayang kembali ke kehidupan dunia. Tangannya tidak lagi menjabat beliau tapi masih memegang dengan lembut. Dan semuanya berakhir beliau telah kembali.
      Di suatu saat dalam pengalaman ini beliau ingat telah melihat sebuah pintu berwarna coklat dengan pegangan model kuno terbuat dari porselen dan dikelilingi oleh latar belakang yang gelap.Beliau tahu bahwa di balik pintu itu terdapat fenomena religius, cahaya yang sangat terang, dan mungkin Tuhan sendiri. Pintu ini selalu ada di situ dan tersedia bagi semua orang. Dana dapat masuk ke dalamnya kapan saja beliau mau. Dana mempunyai perasaan bahwa tangan beliau memegang pegangan pintu itu dan dapat memasukinya kapan saja beliau mau. Kini beliau menyadari bahwa beliau tidak lagi takut akan mati sekarang.
      Sebuah perasaan Dana yang lain adalah adanya orang-orang yang pergi ke alam seberang bukan atas kemauan mereka dan beliau merasa kasihan akan mereka. Mereka sudah bahagia di sana karena telah menyesuaikan diri namun sebenarnya mereka ingin meluangkan waktu lebih lama dengan orang-orang yang mereka cintai di dunia ini.
      Beliau dulu adalah orang yang religius, tapi kini sudah tidak lagi. Namun beliau kini memiliki rasa hormat yang besar terhadap orang-orang yang sangat religius. Dana diberi kesempatan melihat hal-hal yang hanya sedikit orang dapat melihatnya dan beliau sangat bahagia telah mengalaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar