Rabu, 13 Mei 2015

Manusia Dan Penderitaan

Anak 6 Tahun Bertahan Hidup Sendiri, Hanya Ditemani Anjing


     Kisah nyata ini terjadi pada tahun 2010 yang lalu, tentang seorang anak bernama Ah Long yang hidup sendiri di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China. Umurnya baru 6 tahun, kedua orang tuanya telah meninggal dikarenakan mengidap penyakit AIDS berturut-turut di tahun 2008 dan 2010.



     Orang-orang di sekitarnya mengucilkannya karena Ah Long dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat, Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya yang bernama Lao Hei yang selalu setia menemani disampingnya.



     Satu-satunya keluarga yang ia miliki adalah neneknya yang berusia 84 tahun. Kadang si nenek mengunjunginya dan memasak untuknya, namun tidak bersedia tinggal bersamanya. Karena penyakitnya, orang-orang di sekitarnya tidak menghiraukan Ah Long. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka.



     Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika  Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro Sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp 90.000 per bulan.



     Jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri. Dia menanam cabai, daun bawang dan memelihara ayam. Dia mencuci dan memasak sendiri. Dia tidur dan bermain dengan anjingnya.

     Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Ada yang memberikan Ah Long 20 kilogram beras dan 5 kilogram mie, ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.

     Sejak cerita Ah Long diangkat oleh media, ia mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintah Cina. Sebuah rumah amal di kota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang-orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.

Rumah Baru Ah Long 
Rumah Baru Ah Long

     Sebenarnya masih banyak bocah-bocah seperti Ah Long, tidak hanya di China di negara-negara lainpun mereka banyak yang diabaikan dan hidup sebatang kara. Hidup yang mereka jalani bukan kesalahan mereka, mereka tidak bisa memilih dilahirkan dengan mengidap HIV yang diturunkan oleh orang tuanya.


Ah Long walaupun dilarang sekolah dia tetap rajin belajar 
Ah Long walaupun dilarang sekolah dia tetap rajin belajar


Siap-siap untuk makan malam ya nak....?? 
Siap-siap untuk makan malam

Mencari kayu bakar sendiri di hutan untuk memasak makanan 
Mencari kayu bakar sendiri di hutan untuk memasak makanan

Ah Long tanpa temen, tetapi tetap kelihatan riang selalu bermain 
Ah Long tanpa temen, tetapi tetap kelihatan riang selalu bermain

Bermain dengan sepeda pemberian dan anjing kesayangannya 
Bermain dengan sepeda pemberian dan anjing kesayangannya

Semoga cita-ciamu menjadi pemain bola tercapai nak....! 
Bermain bola sendiri

Ah Long mendapat tunjangan Rp 90 ribu per bulan... mana cukup?? 
Ah Long mendapat tunjangan Rp 90 ribu per bulan

Menanam cabe dan memetik hasilnya untuk lauk makan 
Menanam cabe dan memetik hasilnya untuk lauk makan

Luka bakar di tangan Ah Long ketika memasak 
Luka bakar di tangan Ah Long ketika memasak

Makanan yang sederhana ala Ah Long..... 
Makanan yang sederhana ala Ah Long

Lihatlah anak seumur dia sudah mandiri, mandi sendiri 
Lihatlah anak seumur dia sudah mandiri, mandi sendiri

Menjadi seorang pesilat tangguh mungkin cita-cita Ah Long 
Menjadi seorang pesilat tangguh mungkin cita-cita Ah Long

Wajah yang sangat polos dari seorang bocah 
Wajah yang sangat polos dari seorang bocah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar